Sejarah
Penjajahan Belanda di Indonesia
Sejarah Penjajahan
Belanda di Indonesia- Indonesia mengukir kisah perjuangan yang panjang dalam
perjalanannya. Kemerdekaan yang kita dapatkan sekarang bukanlah semudah
membalikkan telapak tangan. Bangsa Indonesia dulu sering dijajah oleh negara
lain, salah satunya yang akan saya bahas adalah Sejarah Penjajahan Belanda di
Indonesia. Belanda menjajah Indonesia selama lebih kurang 350 tahun. Berikut
ini ulasan Sejarah Penjajahan Belanda di Indonesia.
Sejarah Penjajahan Belanda di Indonesia
Faktor pendorong bangsa Eropa melakukan
penjelajahan adalah :
1. Kemajuan di Bidang Iptek, seperti ditemukannya
kompas dan perahu layar.
2. Kisah perjalanan Marcopolo dan pedagang Asia yang
sampai ke Indonesia.
3. Semangat Reconquesta (jiwa petualang).
4. Penemuan Copernicus yang didukung Galileo yang
menyatakan bahwa bumi itu bulat.
5. Keinginan untuk menyebarkan agama Nasrani
Pelopor penjelajahan samudra adalah bangsa Portugis
dan Spanyol, antara lain;
1. Bartholomeus Diaz, berhasil menyusuri pantai
barat Afrika sampai di Ujung Afrika Selatan yang kemudian disebut Tanjung
Harapan (Cape Of Good Hope).
2. Vasco da Gama, berhasil mendarat di Calicut,
India.
3. Alfonso de Albuquerque, berhasil menundukkan
malaka (1511) dan Maluku (1512).
4. Christopher Columbus, Berhasil menyebrangi
Samudra Atlantik mendarat di kepulauan Bahama dan menemukan Benua Amerika.
5. Ferdinand de Magelhaens, berhasil tiba di
Filiphina
6. Cortez, berhasil menduduki Mexico (1519) dengan
menakhlukkan bangsa Indian Aztec dan Maya.
7. Pizarro, berhasil menakhlukkan kerajaan Inca di
Peru.
A. Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia sampai
dengan Terbentuknya VOC.
Pada tahun 1602 (cari tepatnya), dibentuklah VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie), atau Persekutuan Maskapai Perdagangan
Hindia Timur (cukup disingkat Kongsi dagang milik Belanda) dibawah pimpinan .
Tujuan dibentuknya VOC adalah :
a. Menghindari persaingan tidak sehat diantara
sesame pedagang Belanda.
b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan pedagang dari bangsa lain.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang
berjuang menghadapi konflik dengan Spanyol.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, VOC
diberi hak Istimewa (hak Octroi), yaitu :
a. Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di
Asia.
b. Hak monopoli dagang di wilayah-wilayah antara
Amerika Selatan dan Afrika
c. Hak memiliki angkatan perang dan membangun
benteng pertahanan
d. Hak menyatakan perang dan atau membuat perjanjian
secara adil dengan penguasa pribumi
e. Hak mengangkat pegawai
f. Hak memungut pajak
g. Hak melakukan pengadilan dan hak mencetak serta
menyebarkan uang sendiri.
Beberapa Kebijakan yang diberlakukan oleh VOC di
Indonesia antara lain :
a. Verplichte Leverantie = Penyerahan wajib hasil
bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC.
b. Contingenten = Kewajiban bagi rakyat untuk
membayar pajak berupa hasil bumi.
c. Ekstirpasi = Hak VOC untuk menebang atau
menggagalkan panen rempah-rempah agar tidak terjadi Over Produksi yang dapat
menurunkan harga rempah-rempah.
d. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah
tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam.
e. Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan
menggunakan perahu Kora-kora (perahu perang) untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli dagang VOC dan menindak pelanggarnya.
Sebab-sebab kejatuhan VOC ;
a. Biaya perang yang besar dalam menghadapi
perlawanan Bangsa Indonesia sehingga menghabiskan kas Negara.
b. Gaji pegawai yang rendah dan tidak sesuai dengan
tugas dan tanggungjawabnya sehingga mendorong mereka melakukan Korupsi. Korupsi
tersebut otomatis menjadikan pemasukan Negara berkurang drastic.
c. Kekalahan VOC menghadapi persaingan dagang dengan
pedagang Eropa maupun pedagang Asia lainnya.
d. Hutang VOC yang besar akibat dalam keadaan merugi
tetapi tetap membayarkan keuntungan kepada pemegang Saham.
e. Terjadinya perang Inggris, Belanda dan Perancis
sehingga menjadikan jalur perdagangan tidak aman dan adanya blokade-blokade
dagang.
2. Masa Pemerintahan Herman W. Daendles
Langkah-langkah pembaharuan yang harus dilakukan
Daendles :
a. Dalam bidang pemerintahan:
1. Pusat pemerintahan (weltevreden) dipindahkan agak
masuk kedaerah pedalaman.
2. Membentuk secretariat Negara (Algement
secretaric).
3. Membagi pulau jawa menjadi 9 prefektur dan 31
Kabupaten. Setiap prefektur dikepalai oleh seorang residen yang langsung
dibawah pemerintahan Wali Negara (Daendles). Setiap residen membawahi beberapa
bupati.
b. Dalam bidang hukum dan peradilan:
membentuk 3 jenis peradilan berdasarkan ras, yaitu
peradilan orang Eropa, Orang Pribumi dan pengadilan untuk orang timur asing.
c. Dalam bidang militer dan pertahanan :
1. Membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Menambah jumlah angkatan perang dari 3000 menjadi
20000
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon
dan Surabaya.
5. Membangun benteng-benteng pertahanan
d. Dalam bidang ekonomi dan keuangan :
1. Membentuk dewan pengawas keuangan Negara
(Algemene Rekenkaer).
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai
4. Pajak in natura (contingenten) dan Verplichte
Leverantie.
5. Mengadakan monopoli perdagangan bebas
e. Dalam bidang social :
1. Pemberlakuan kerja rodi
2. Mengembangkan perbudakan
3. Menghapuskan upacara penghormatan kepada residen,
sunan / sultan
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan
kuda pos.
3. Masa Pemerintahan Raffles
Kebijakan utama Raffles adalah Pertanian Bebas
(petani pribumi bebas menanm tanaman apa saja, baik kebutuhan sendiri maupun
tanaman ekspor) & Sewa Tanah (Landrent)
Kebijakan Raffles adalah :
a. Bidang pemerintahan
1. Membagi pulau Jawa menjadi 18 Karisidenan. Setiap
karisidenan dibagi menjadi beberapa distrik, setiap distrik terbagi beberapa
divisi (kecamatan) dan setiap divisi merupakan kumpulan beberapa desa.
2. Mengganti system pemerintahan feudal menjadi
system pemerintahan colonial bercorak Barat.
3. Bupati-bupati dijadikan pegawai pemerintah
colonial yang langsung di bawah pemerintahan pusat.
b. Bidang Ekonomi dan Keuangan
1. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman
ekspor dan pemerintah berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani
menanam tanaman eksopor.
2. Penghapusan pajak hasil bumi (Contingenten) dan
system penyerahan wajib.
3. Penetapan sewa tanah (landrent). Petani pribumi
dianggap sebagai penyewa tanah pemerintah sehingga tanah yang dikelola oleh
petani harus membayar pajak.
4. Pemungutan pajak awalnya secara perorangan,
tetapi karena petugas tidak cukup maka dipungut perdesa dan dibantu oleh Bupati
dan kepala desa.
5. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
c. Bidang Hukum.
Membentuk badan penegak hukum yaitu Court of Justice
(tingkat residence), Court of Request (divisi) dan police magistrate.
d. Bidang Sosial.
1. Menghapuskan kerja rodi
2. Penghapusan perbudakan
3. Peniadakan hukumam-hukuman yang kejam dan
menyakiti.
e. Bidang ilmu pengetahuan dan budaya.
1. ditulisnya buku tentang History of Java
2. mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah
perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
3. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.
4. Dirintisnya pembangunan Kebun Raya Bogor.
Hambatan-hambatan yang dialami oleh Raffles :
a. Keuangan Negara dan pegawai yang cakap sangat
terbatas.
b. Masyarakat Indonesia masih sangat tradisional
dalam pertanian, bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak
tertarik untuk menanam tanaman ekspor dunia.
c. System ekonomi yang sangat tradisional dan belum
mengenal system peredaran uang. (ini juga penyebab gagalnya system Landrent,
karena pajak yang dibayarkan harus dalam bentuk uang, sedangkan masyarakat
belum mengenal dengan baik system uang tersebut).
d. Belum adanya pengukuran tanah milik penduduk
secara tepat serta kepemilikan tanah yang berdasarkan warisan, sehingga
menyulitkan untuk menentukan berapa luas tanah yang kena pajak dan siapa yang
akan membayar pajak.
e. Adanya pejabat yang korup dan bertindak
sewenang-wenang.
f. Pajak terlalu tinggi sehingga banyak tanah yang
tidak digarap.
4. Masa Pemerintahan Van Den Bosch.
Ketentuan Tanam Paksa (culture Stelsel), adalah :
1. penyediaan tanah untuk tanam paksa berdasarkan
persetujuan penduduk.
2. Tanah yang diberikan tidak lebih dari seperlima
3. Tanah tersebut bebas pajak
4. Kelebihan hasil panen akan diberikan kepada
petani
5. Pekerjaan menanam padi tidak lebih dari waktu
menanm padi.
6. Kegagalan panen yang bukan kesalahan petani
merupakan tanggungjawab pemerintah.
7. Bagi yang tidak memiliki tanah dipekerjakan
dipabrik atau perkebunan pemerintah.
8. Pelaksanaannya oleh pemimpin pribumi.
Penyimpangan-penyimpangan kebijakan tanam paksa :
1. Perjanjian penyediaan tanah dilakukan dengan
paksaan.
2. Tanah yang digunakan lebih dari seperlima.
3. Pengerjaan tanah untuk tanam paksa melebihi waktu
tanam padi.
4. Tanah tersebut masih dikenai pajak.
5. Kelebihan hasil panen tidak diberikan kepada
petani.
6. Kegagalan panen menjadi tanggungan petani.
7. Buruh dijadikan tenaga paksaan
5. Politik Pintu Terbuka.
Latar belakang pemberlakuan kebijakan tersebut :
a. tanam Paksa
b. berkembangnya paham liberalism di Eropa.
c. Kemenangan partai liberal di Belanda
d. Traktat Sumatra 1871
Landasan utama pelaksanaan kebijakan adalah
pembebasan lahan tidak lagi dimiliki oleh Negara belanda saja namun di tuntut
untuk di buka bagi pihak swasta dan pemilik modal yang ingin beriventasi di
Indonesia.
Akibat System Politik Liberal Colonial.
a. Bagi Belanda
1. Memberikan keuntungan besar bagi kaum swasta
Belanda dan colonial Belanda
2. Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan
mengalami kemajuan.
3. Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan.
b. Bagi Indonesia
1. Kemerosotan kesejahteraan penduduk.
2. Adanya krisis perkebunan tahun 1885
3. Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama
beras.
4. Menurunnya usaha kerajinan rakyat
5. Rakyat menderita dengan diterapkannya kerja rodi.
6. Politik Etis
Latar belakang pemberlakuan kebijakan :
a. System ekonomi liberal tidak mengubah nasib
rakyat.
b. Tanam paksa memberi keuntungan kepada Belanda
tetapi penderitaan bagi rakyat.
c. Belanda melakukan penekanan dan penindasan
terhadap rakyat.
d. Rakyat banyak yang kehilangan tanahnya.
e. Adanya kritikan keras di Negeri Belanda terhadap
praktik colonial Belanda.
Isi kebijakan Politik Etis adalah Irigrasi
(pengairan), Emigrasi (perpindahan penduduk), edukasi (pendidikan).
Politik etis mengalami kegagalan, penyebabnya adalah
:
a. Sistem ekonomi liberal hanya member keuntungan
yang besar bagi belanda.
b. Sangat sedikit penduduk pribumi yang memperoleh
keuntungan dan kedudukan yang baik.
c. Pegawai negeri golongan pribumi hanya dijadikan
alat.
Pengaruh kebijakan Kolonial dalam kehidupan social
masyarakat Indonesia;
1. Indonesia mengenal system ekonomi uang dan mulai
meninggalkansistem barter.
2. Indonesia mengenal system peradilan dan hokum.
3. Masyarakat Indonesia berada di golongan social
ketiga setelah Belanda dan Eropa di strata satu dan Cina di strata kedua.
4. Indonesia mengenal cara bertanam yang baik dan
tanaman yang laku di pasaran Eropa.
5. Indonesia mengenal peralatan industry dan
mengalami kemajuan dalam bidang teknologi baik dalam transportasi, industry dan
komunikasi.
Perlawanan Masyarakat Indonesia terhadap Belanda
Sebelum Tahun 1800
1. Perlawanan Sultan Baabullah menentang Portugis
(Ternate)
2. Dipati Unus menyerang porugis di Malaka.
3. Panglima Fatahillah menduduki Jawa Barat.
4. Sultan Iskandar Muda menyerang Portugis.
Sesudah Tahun 1800
1. Perlawanan rakyat Maluku di bawah Pattimura
2. Perang Paderi (Imam Bonjol)
3. Perang di Ponegoro
4. Perang Aceh
5. Perang Bali
6. Perang Bone
7. Perang Banjarmasin,
0 komentar:
Posting Komentar