clock

Sabtu, 13 Agustus 2016

Perbandingan Pendidikan di Indonesia jika Dibandingkan dengan Pendidikan di Luar Negeri




 Perbandingan Pendidikan di Indonesia jika Dibandingkan dengan Pendidikan di Luar Negeri
 
Jerman merupakan tujuan favorit pelajar dan mahasiswa Indonesia yang berminat belajar ke luar negeri, dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Hal ini disampaikan Direktur Dinas Pertukaran Akademis Jerman (DAAD), Irene Jansen, di Jakarta, Rabu (28/3). “Jerman berada urutan kelima, tapi yang teratas di antara negara-negara lain di Eropa,” kata Jansen.
Berdasarkan data pendidikan global UNESCO 2011, Australia berada di peringkat teratas sebagai negara tujuan pendidikan luar negeri mahasiswa Indonesia dengan jumlah 10.205 orang, Amerika Serikat di urutan kedua (7.386), Malaysia di urutan ketiga (7.325), Jepang di posisi keempat dan (1.788) dan Jerman di urutan kelima (1.546).
Biaya pendidikan yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa, kata dia, merupakan pertimbangan mahasiswa memilih pendidikan di Jerman. Sekitar 90 persen universitas di Jerman merupakan universitas milik pemerintah yang dana pendidikannya berasal dari pajak masyarakat.
“Sementara universitas swasta membebankan biaya sekitar 500 euro per semester untuk administrasi,” ujarnya. Jansen menuturkan biaya hidup yang dibutuhkan untuk tinggal di Jerman sekitar 700 – 900 euro per bulan.
Mahasiswa bisa menggunakan bantuan bagi mahasiswa dan potongan harga sehingga biaya hidup dapat lebih ditekan.
Menurut dia bagi mahasiswa dengan biaya pendidikan pribadi, diperlukan jaminan keuangan senilai 8.040 euro untuk biaya hidup selama setahun pertama kuliah.

DAAD hanya menawarkan beasiswa bagi S2 dan S3. Ada 200 beasiswa dari beragam program studi. Untuk itu, calon mahasiswa harus melakukan riset terlebih dahulu untuk menentukan program studi yang akan dipilih.
Program studi favorit yang dipilih mahasiswa Indonesia adalah kedokteran dan teknik. “Engineering (teknik) juga banyak menarik minat karena Pak Habibie lulusan teknik Jerman,” ujarnya.
ANALISA
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud). Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan akademik dan pendidikan profesional. Institusi pendidikan yang  menyelengga-rakan pendidikan tinggi dapat berbentuk Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut  dan Universitas (SPN, pasal 20 ayat 1) :
  1. Akademik = program pendidikan profesional dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan,teknologi atau kesenian tertentu. Pimp. Direktur dan 3 org Pembantu Direktur (Pudir)
  2. Politeknik = program pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Pimp. Direktur dan 3 orang Pembantu Direktur (Pudir).
  3. Sekolah Tinggi = program pendidikan akademik dan atau profesional dalam  lingkup satu disiplin ilmu tertentu. Pimpinan Ketua dan 3 org Pembantu Ketua.
  4. Institut = program pendidikan akademik dan atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan,teknologi atau kesenian yang sejenis. Pimp. Rektor  dan 3 org Pembantu rektor (Purek).
  5. Universitas = program pendidikan akademik dan atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian tertentu. Pimp. Rektor dan 3 org Pembantu rektor (Purek).
JERMAN
Jerman adalah negara federasi yang terletak di benua Eropa dan terdiri dari 16 negara bagian yang disebut Land (jamak:Länder) atau Bundesland (negara bagian federal).
Struktur sistem pendidikan Jerman secara formal meliputi : pendidikan dasar (primary education), pendidikan menengah (lower secondary education), dan pendidikan tinggi. Wajib sekolah / belajar di Jerman berlaku Sembilan atau sepuluh tahun, dengan normal anak masuk sekolah pada usia enam tahun.
Dalam peguruan tinggi di Jerman ada dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universität (universit, selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya disingkat FH). Secara umum, pendidikan tinggi di Jerman digolongkan menjadi Universitas (Universitaet), Institut Teknologi (Technische Universitaet/Hochschule), Sekolah Tinggi Pendidikan (Padagogische Hochschule), Sekolah Tinggi Seni (Kunsthochschule), Sekolah Tinggi Musik (Musikhochschule), semacam politeknik tetapi sampai ke jenjang S3 (Fachhochschule), dan semacam Intitut Pendidikan Dalam Negeri (Verwaltungsfachhochschule).
Walaupun terdapat banyak jenis pendidikan tinggi di Jerman, kebanyakan mahasiswa Indonesia kuliah di Universitas, Technische Hochschule atau Fachhochschule. Institusi pendidikan tinggi ini menawarkan jenjang pendidikan S1 dengan jangka waktu 6 sampai 7 semester, S2 selama 4 semester dan S3 selama 8 semester. Pemilihan jenis pendidikan tinggi ini harus didasari keinginan dan rencana setelah nantinya selesai kuliah.
Perbedaan Pra Perguruan Tinggi
Berbeda dengan di Indonesia yang menganut sistem pendidikan tiga jenjang SDSLTP-SLTA, Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule atau Berufschule).
Jenjang Pendidikan Pra Perguruan Tinggi di Jerman memerlukan waktu tempuh normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonesia, dimana pendidikan SD-SLTPSLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun). Pendidikan sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1 – 6, dan setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium, Realschule atau Berufschule.
Perbedaan Perguruan Tinggi Indonesia dan Jerman
Terdapat 5 bagian perbedaan sistem perguruan tinggi di Indonesia dan di Jerman diantaranya :
1. SKS dan ECTS
Indonesia : sistem pendidikan tinggi di Indonesia menggunakan sistem SKS (Satuan Kredit Semester). SKS menunjukkan beban studi tiap minggu selama satu semester. Biasanya untuk menyelesaikan satu program Magister di Indonesia, contohnya Magister Teknik Elektro ITS Surabaya, memerlukan total 40 sks.
Jerman : selain mengenal istilah SWS (Semesterwochenstunden) yang berarti jam per minggu, digunakan juga istilah ECTS (European Credit Transfer and Accumulation System) atau lebih praktisnya sering disebut Credit Point.  ECTS merupakan standar yang ditetapkan bagi negara-negara Eropa dan Uni Eropa untuk membandingkan pencapaian hasil belajar dan kinerja mahasiswa.
hanya penyebutan istilah saja yang berbeda. Pada prakteknya, baik di Indonesia maupun di Jerman, sama-sama memberlakukan pembobotan lamanya waktu belajar per semester yang berbeda untuk masing-masing mata kuliah nya, baik mata kuliah umum, praktikum maupun thesisnya.
2. Perkuliahan
Indonesia : Pihak Universitas masih harus memaksakan kehadiran minimal 70% agar mahasiswa bisa mengikuti UTS/UAS
Jerman : tidak ada lagi perlakuan absensi untuk perkuliahan di Jerman. Adalah hak mahasiswa sendiri untuk mengikuti atau tidak mengikuti perkuliahan.
3. Ujian semester dan sistem penilaian
Indonesia : Pada akhir periode satu semester, mahasiswa akan menghadapi ujian. seperti di Indonesia namanya Ujian Akhir Semester (UAS). Sebelum menghadapi UA di pertengahan satu semester  ada namanya Ujian Tengah Semester (UTS).
Jerman : tidak ada Ujian Tengah Semester (UTS), paling hanya drill latihan-latihan soal-soal ujian saja untuk persiapan menghadapi UAS nya. Sebelumnya, mahasiswa mendaftarkan ke pihak jurusan mata kuliah apa saja yang akan mereka ambil untuk diujikan. Disini juga terdapat 2 cara pengujian yaitu ujian tertulis (biasanya yang banyak perhitungan matematisnya), dan ada juga yang ujian lesan (untuk mata kuliah yang banyak teoritisnya).
Perbedaan lain yang menonjol adalah penilaiannya. Nilai terbaik setara A di Indonesia justru di Jerman ditunjukkan dengan nilai 1,0. Secara internasional, sistem penilaian di Universitas Jerman diakui dengan konversi sebagai berikut:
  4. Kerja Praktek
Dalam kurikulum program Master di Jerman, umumnya ada internship atau kerja praktek di perusahaan. Lamanya 3 bulan. Jika kita sebelumnya di Indonesia sudah pernah bekerja, atau masih bekerja dan disekolahkan perusahaan, kita dapat melewati kewajiban yang satu ini. Lumayan untuk mempersingkat waktu kuliah kita.
Syaratnya kita diharuskan memberikan surat keterangan pernah atau sedang bekerja, dan juga memberikan laporan tertulis tentang peran dan tanggung jawab serta JOBdescription kita selama bekerja tersebut. Biasanya yang bisa diterima oleh pihak jurusan, terutama yang pekerjaannya selama di Indonesia memang berhubungan dengan jurusan kuliah yang diambil saat ini.
 5. Thesis
Mengimbangi kompleksnya penyusunan tugas akhir dalam bahasa selain bahasa Indonesia, di Jerman kita tidak perlu lagi mencari judul thesis sendiri. Semua sudah disediakan oleh pihak jurusan, kita tinggal memilih sesuai dengan minat dan kemampuan kita.
Bukan itu saja, semua itu komplit dengan asisten professor yang siap membantu kita untuk berkonsultasi selama pembuatan thesis tersebut. Bahkan yang detail sekalipun, format penulisan sudah diberikan dalam bentuk Microsoft Word. Walaupun waktu pengerjaan thesis ditentukan, hanya 4 bulan.
KESIMPULAN 
Pendidikan di Indonesia dan di Jerman walaupun memiliki perbedaan yang signifikan, tapi terdapat juga persamaan dengan istilah yang berbeda. Baik di luar maupun di dalam negri terdapat ilmu yang positif tergantung kita yang menjalankan untuk kedepannya.
Dari berita diatas, Jerman termasuk Negara favorit untuk mahasiswa Indonesia yang kuliah disana. Karena pendidikan yang lebih luas dan lebih besar dengan biaya kehidupan yang tidak terlalu mahal dibandingkan dengan Negara lain di Eropa.
Sistem pendidikan Jerman yang sangat terintegrasi dan baik, apabila dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, biaya pendidikan tinggi di Jerman dapat dikatakan jauh lebih murah dan bahkan gratis. 90% dari seluruh universitas di Jerman adalah universitas negeri yang dibiayai oleh pajak Warga Negara Jerman dan sisanya sebanyak 10% adalah universitas swasta yang tidak mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.
Hanya saja, kemampuan ekonomi Indonesia yang saat ini masih dikategorikan sebagai negara berkembang, tentu saja menyebabkan banyak penghalang bagi siswa atau pun mahasiswa yang berkeinginan untuk meneruskan pendidikannya ke Jerman karena permasalahan biaya. Sebagai jawaban atas tantangan itu dan sebagai bentuk kerja sama bilateral Jerman terhadap perkembangan pendidikan Indonesia, Jerman membentuk suatu lembaga khusus yang bertugas untuk menyalurkan bantuan beasiswa pendidikan kepada siswa-siswa dan mahasiswa-mahasiswa berprestasi di Indonesia untuk meneruskan pendidikannya di Jerman. Lembaga ini dinamakan Deutsher Akademischer Austauschdienst (DAAD).
Walaupun kita kuliah di luar seperti di Jerman, bukan berarti kita meremehkan pendidikan di Indonesia, hanya saja pendidikan di luar negri lebih besar dengan orang orang disekitarnya yang berasal dari penjuru dunia. Kita dapat mengambil ilmu lebih banyak dari orang orang tersebut, dan ilmu yang kita dapatkan bisa dikembangkan dinegara kita sendiri.

Sumber : hellowulandari.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Semua Tentang Indonesia Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Gossip Celebrity Flower Image by Dapino